usaha tak terbayar

Entah belum mendapat jawaban yang pas atau memang aku terlalu keras kepala untuk merubah pemikiranku tentang apa tujuan dari pendidikan yang aku timpuh saat ini. Ya kuliah sebuah proses dimana kita dididik dengan berbagai mata kuliah tertentu sesuai dengan jurusan kita. Aku memandang itu sebuah hal yang wajar karena namanya kuliah ya belajar. Namun pola pikirku ini menurut mereka pola pemikirann bodoh dimana semua berjalan apa adanya tanpa latar belakang apa di baliknya. Aku semakin dilema antara berfikir apa ini sistem perkuliahan yang aku tempuh ini salah ataukah memang semuanya baik-baik saja. Tapi setelah 3 semester aku melalui yang namanya kuliah aku mulai merasa perkuliahan yang aku bayangkan dulu berbeda dengan implementasi sekarang. Saat kuliah aku merasa selama kuliah ini aku kehilangan arah. Ada yang bilang tujuan kuliah itu untuk mencari jatidiri namun bukankah jatidiri itu juga ditanamkan dari lingkungan. Waktu semester 1 dulu aku berfikir namanya kuliah ya belajar. Kalau gak bisa atau nilai jelek ya berarti belajarnya kurang. Tapi dalam kenyataannya, kampus yang sekarang aku tempati hanya memberikan materi seadanya saja. 3P (Presentasi , 3 Pertanyaan trus Pulang). Entah itu pertanyaan terjawab atau tidak tergantung dosen mata kuliahnya. Teringat salah satu presentasi yang bertanya tentang persaamaan injil dan al-quran  antara jawaban dan pertanyaannya pun gak nyambung. Dalam hatiku ya sudahlah yang penting sudah terjawab. Kadang setelah selesai mengambil satu mata kuliah aku lupa apa yang di pelajari dari mata kuliah itu. Entah itu karena emang mata kuliah yang gak menarik atau emang itu mata kuliah gak nyentuh di pikiran. Kata temen-temen satu organisasi seh dosen itu memenuhi yang namanya kewajiban mengajar terlepas si mahasiswa faham atau gak ya sudahlah yang pentingkan sudah mengajar. Memenuhi absensi lah istilahnya buat dapet gaji. Yang paling terasa itu mata kuliah semester 3 ini yang ngebuat aku gak lulus.  Kuliah gak kuliah gak ada efeknya antara  saya masuk atau gak. Toh saya ngerjain game juga dari tutorial di google. Dosen mengajarpun ceramah gak yang nyampe mana aduh aduh tambah gak faham yang diomongin apa juga ni orang.  Mending mending aku tidur di kost kayak e tapi ya sudahlah memenuhi absensi 80% dari pada ribet di belakang. Meskipun dikelas juga kayak patung bego ya gak tau ngomong apa ni dosen. O iya barusan aku baca sedikit komentar-komentar dari diskusi di kaskus tentang pentingnya sekolah itu. Katanya se gini “Sekolah adalah wajib dan sangat penting untuk kita menimba ilmu, mendapatkan pembelajaran baik teori maupun praktek yang berpengaruh pada proses berfikir (aku cut sampai sini. Jadi menurutku sekolah itu membentuk pola pikir kita. segala bentuk pembelajaran di sekolah berpengaruh dengan pola pikir kita. seperti contohnya jika kita menempuh pendidikan di pondok ya pola pikir kita bakal sama seperti yang diinginkan sama pak kyainya. Menjadi anak yang religius, berbudi luhur, taat beribadah. Kalau kita sekolah di sekolah formal ya pastilah kita di tuntut untuk menyesuaikan pola pikir seperti yang di inginkan guru-guru pengajarnya. Berprestasi disekolah, nilai bagus, memenangkan lomba. Andai kata lah pas kuliah aja ni kita disuruh jawab pertannyaan dari dosen pastilah kita harus memenuhi teori-teori yang pernah dosen ajarkan. Kalaupun menggunakan rasio kita pastidah nilai tetep jeblok hahaha. Aku contohin yang kuliah karena sekarang aku sendiri masih menempuh yang namanya bangku kuliah hehehe. Gak semua ilmu yang ada di perkuliah itu kita terapkan juga di kehidupan. Memang pada dasarnya sebuah ilmu pastilah mempunyai nilai guna atau dalam bahasa kerennya pasti ilmu gak mubazir. Namun kadang ilmu yang saya pelajari juga bertolak belakang lingkungan tempat kerja di kemudian hari. Contohlah saya sarjana pertanian akhirnya kerjanya di bank. La trus laporan yang setumpuk itu buat apa? Nulis laporan ampe dibela-belain buat gak tidur tidur 2 hari gunanya apa ya ... kata salah satu teman yang satu angkatan halah gak papa yang penting kerja. Aku mikir ngapain aja kamu selama kuliah kalau ilmu kamu kuliah gak dimanfaatkan. Kalau ujun ujungnya prinsipmu yang penting kerja) kita yang semakin baik.
Kalo gaK sekolah bisa saja berhasil, namun kalo sekolah peluang untuk berhasil jauh lebih besar. (la gimana mau gak lebih besar wong di lowongan pekerjaan udah tertuliskan di butuhkan karyawan min SMA, S1 dll. Padahal belum tentu tu sarjana lebih baik dari anak SMK. Kok gak ada yang lowongan kerja tidak butuh ujazah hanya butuh skil dan keterampilan hahaha ) kalaupun setelah sekolah kita tidak bekerja, nantinya kita juga akan menjadi orang tua bagi anak-anak kita, yang menjadi pendidik utama baginya. apa mau anak kita tidak pintar karena kita tidak bisa memberikan pendidikan yang terbaik?
Ada komen-koemen menarik dari temen-temen saya gara gara gak lulus mata kuliah. Katanya gini lha... bagi ku lulus gak lulus iku gak masalah beh ... seng penting q kuliah lan karo dolek ilmu beh.. kata-kata lulus duduk cita-cita. Aku baca komen ini jadi pengen ketawa sendiri. Gimana gak mau gak mau meskipun kita gak paham sama itu mata kuliah kita disuruh lulus bro. Kuliah Cuma 5 tahun doank jadi dang lulus o ben gak DO. Ya harusnya mahasiswa berpemikiran kayak gitu biar ni kuliah gak eman eman bayar persemesternya cuma buat dengerin dongeng. Cuma siap siap dibuntuti sama yang namanya dosen bilang lang lulus lee lang kerja hahaha.
Pendidikan itu penting sih hanya saja prosesnya yang gak saya kurang suka. Semua penilaian ada pada kertas. Tu dosen bahkan gak ngelihat bagaimana jawaban bisa dateng. Jadi semua di samaratakan aja melalui pemikiran mereka yang terlalu positif pada mahasiswa atau ketidak mau tauan mereka pada apa yang didapatkan mahasiswa. Gak tau a udh ngerjain jujur jujur e malah nilai anjlok kalah sama yang makek MBAHNYA (google) pas ujian hehehe.
Buat outline yang tadi di tanyakan apa hubungannya antara 3 darma perguruan tinggi sama otline saya. Saya juga gak faham mau kemana angelnya hahaha itu jujur. Ngeblang pas di depan. Anggaplah bener salah satu komentar “dia kebanyakan mikirin aku... jadi buat outline hari ini dia mikir seadanya” hahahaha jadi saya tanya balik aja bisa gak bikin saya gak mikir anda hahaha
Sedikit membaca tentang fungsi dari 3 darma perguruan tinggi tri darma perguruan tinggi sendiri isinya ada 3 pendidikan, penelitian, dan pengabdian
Ya itulah intinya tapi sekarang eh yang betul kemarin sih di tanya hubungannya apa antara tri darma perguruan tinggi dengan kuliah 5 tahun itu. Sebenernya simpelnya yang namanya perguruan tinggi harus memberikan pendidikan untuk mahasiswanya. Lalu bagaimana jika pendidikan tersebut tidak tercapai ? trus apa hubungannya dengan penelitian pastilah pendidikan yang di berikan merupakan dasar dari penelitian yang mahasiswa buat trus kalau pendidikan di berikan seadanya ya pastilah penelitian pun seadanya itu seh pendapat saya. Ibarat sebuah burung dalam sangkar yang tiap hari di beri makan makanan burung oleh pemiliknya. Pastilah dia gak bakal tau rasanya pisang. Dipikir makin dalem lagi makin buntu rasanya.
Sampe akhirnya aku bertanya sama dosen alasan pemberian nilai D padaku alasannya simple se nilai UAS ku anjlok cuma 30. Trus dalam hati buat mata kuliah ini nilainya kok ngeri amat semua mahasiswanya disuruh hafalan emangnya bisa ta. Kemampuan mahasiswa kan juga gak bisa di ukur cuma bisa menjawab soal. Materi juga se gabrek haduh gak tau wes apa yang jadi pertimbangan tu dosen. Saya gak berharap juga se bisa lulus mata kuliah ini (munafik) tapi paling gak lah hargai ini usaha udah mati-matian bikin ini tugas hanya karena selembar kertas aja kita jadi down. Belum lagi lihat dulu lah proses pembuatannya
Kembali lagi ni masalah sama apa hubungannya kuliah 5 tahun sama tri dharma perguruan tinggi. Pendidikan apa yang seharusnya ? Trus penelitiannya harus kayak gimana juga ? belum lagi pengabdiannya? Hadaw
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Pasal 20 Ayat 2). Jadi pendidikan untuk mahsiswa itu merupakan tanggung jawab dari pihak universitas tapi masalahnya sekarang kita terbentur dengan bagaimana pendidikan itu diberikan. Pendidikan semua disamaratakan dengan tujuan jika mahasiswanya mendapatkan IP yang bagus maka pastilah dalam pendidikan ia termasuk golongan yang menguasai. Namun sebaliknya dengan IP yang rendah dianggap gagal dalam memperoleh pendidikan.
Pengembangan dalam kuliahpun tidak ada, dosen memberikan hal yang terlalu monoton hanya pada materi. Ketika keluar dari materi sedikit saja langsung digiring tu mahasiswa kembali lagi kemateri yang di sampaikan. Kalau dulu pas jamannya SMA guru mengajar sesuai dengan yang namanya silabus itusih sebutan pas sma dulu. Semuanya serba terjadwal materi hari ini apa besok apa yang intinya juga kita bisa pelajari sendiri kayaknya. Yang pentingkan ada materinya di baca kan udah selesai dosen gak terlalu memenentingkan apa yang didapat mahasiswa untuk pertemuan hari ini. Gak ada diskusi dalam perkuliahan pun tambah satu lagi hal yang menyebalkan dalam kuliah. Ya mending kasih aja tu materi terus kita pulang. Menurutku sih Andai aja kuliah itu isinya kita diskusiin apa apa yang jadi masalah dalam kuliah cari penyelesaiannya. Dosen lebih menghargai sebuah proses bukan selembar kertas disitu letak pendidikannya. Pendidikan dihargai dan menghargai kayaknya bakal lebih tepat karena sebuah usaha kan lebih asik jadinya. Jadi kuliah ada motivasi muat belajar dan diajar.
Aduh kok dangkal banget analisisnya ya sial ada buku yang jadi referensi gak seh
Sedikit membaca ulasan bagaimana bendidikan di korea selatan aku lasung berfikir ternyata pengajar/guru itu mempunyai peran yang sangat penting. Bagaimana tidak guru harus memutar otak untuk membuat sebuah pelajaran menjadi lebih asik. Alasannya jam belajar di korea hampir 2 kali jam bejar di indonesia yaitu 14 jam.
Tingkat disiplin dan kesanadaran akan pendidikan disana amatlah tinggi. Dalam contoh kasus saja jika  ada pelajaran yang mendapatkan nilai jelek saja siswanya pasti malu sekali. Hal itu ditanamkan oleh sang guru agar semua siswa dikorea dapat menjadapatkan pendidikan yang terbaik dan menjadi manusia yang terdidik. Jika mereka memiliki pendidikan yang berkualitas pastilah pekerjaannya pun akan menyetarakan dengan tingkat pendidikan mereka. Materi materi pelajaran yang diberikan di korea selatan pun tidak lepas dari dunia kerja yang akan mereka geluti. Berdasarkan Laporan dari Pearson (2014) pendidikan sekarang BUKAN sekadar 3Rs (Reading, wRiting, and aRithmetic), TETAPI keterampilan baru yang dibutuhkan dunia kerja sekarang adalah: (1) Leadership, (2)  Digital Literacy, (3) Communication, (4) Emotional Intelligency, (4) Entrepreneurship, (5)  Global Citizenship, (6) Problem Solving, and (7) Team-working.
Dalam sebuah pribahasa Korea Selatan dikatakan seorang guru di korea selatan itu layaknya tuhan. Artinya guru memberikan peran penting pada siswanya jika siswa itu berhasil ataupun gagal semua karena guru. Pihak sekolah sendiri sangatlah berpartisipasi dengan berbagai perangkat yang dibutuhkan. Bahkan pemerintah sendiri memberikan himbawan tentang jam sekolah disana. Ya itu sedikit tentang pendidikan disana saya hanya membaca dari blog blog teman-teman yang sepertinya pernah kesana.

O iya satu lagi pendidikan di indonesia sendiri masih mengutamakan yang namanya hasil akhir. Padalah dalam prosesnya mahasiswanya pun gak faham apa yang diajarkan bukan memahamkan malah yang terpenting itu memenuhi target jam. Pantas sarjana-sarjana yang dihasilkanpun sarajana abal-abal hanya sekedar lulus saja. Ditambahlagi pendidikan yang dikejar dengan sistem tanpa mengedepankan proses.

Comments

Popular posts from this blog

Pengalaman KRS an yang pertama

30 Menit Sesi Akhir

Memasukkan Gambar Pada Eclipse