Kami Boleh Salah Tapi Tidak Boleh Bohong



Sekolah redasi kembali lagi diselenggarakan setelah lama vakum ditelan kesibukan rutinan yang lain. Kali ini tema sekolah redaksi yang diangkat tentang jurnalisme pers kampus dan analisis sebuah mahasalah. “Jurnalis itu berlandaskan kebenaran” kata pembuka yang dilontarkan mas Lutfi yang kali ini menjadi narasumber utama kami. Mas Lutfi juga menambahkan nilai yang harus di junjung dalam dunia pers “pers itu tak boleh bohong tapi boleh salah”.
Pada saat ini pers kampus sendiri terjebak pada kerja humas. Dimana banyak media pers yang tidak berprespektif pada kebenaran melainkan berjalan pada rel-rel kelompok. mas Lutfi bilang “Pers kampus saat ini mengalami pergesaran nilai”. Pers kampus yang harusnya menjadi alat perjuangan masyarakat dan menjadi kontrol terhadap rezim, kini telah berubah dengan berjuang atas golongan.
Seperti yang dilakukan dimasa reszim Suharto dulu, pers kampus mempunyai peran yang sangat penting.  Dimana gagasan yang ditawarkan dalam hasil intelektualnya mengandung sebuah nilai yang berisi pengetahuan yang tak bersifat dogmatis. Pers itu layaknya alat cek dan balance atau penyeimbang dalam tataran sistem. Produk penyeimbang yang harusnya bisa dibaca oleh orang luar khususnya masayrakat dan menjadi rujukan utama. Hasil dari intelektual yang mengganggu pikiran publik bahkan bisa mengubah pikiran publik.
Berbicara menganalisis sebuah masalah hingga menjadi sebuah tulisan jika hanya ada sebab akibat tidak akan mendapatkan engle yang baik . Dalam menulis khusunya majalah itu tentu harus melakukan proses analisis dengan menemukan sisi human interes.
Contoh kasus yang dapat diangkat yaitu penambangan pasir di malang selatan. Isu isu yang harus di di analisis seperti potensi kerusakan alam, dampak panjangnya terhadap lingkungan, bagaimana dengan angka harapan hidup manusia di kawasan tambang.
Mas lutfi bilang “saya menulis itu bentuk persaksian dari apa yang saya lihat dan saya nikmati. Namun itu akan sia sia jika pengentahuan saya dangkal dan terbatas”. Dalam melakukan penulisan majalah sendiri ada 3 sisi yang digunakan isi, fisik meliputi grafis dan desain, gagasan. Untuk saat ini mas Lutfi berpendapat sisi yang diunggulkan berupa sisi fisiknya. Padahal gagasan mempunyai titik yang lebih penting dalam hal subtansi. Gagasan harus bersifat continuitas agar sebuah tulisan yang bersifat mendalam tidak basi. Karena Pers itu bekerja dengan nilai bukan penghargaan.
Produk dari pers mahasiswa dalam hal ini seperti majalah harusnya mengusung nilai dan menyampaikan kebenaran. Mas Lutfi berujar “Pers itu gantungan dari publik dalam hal menyiarkan kebenaran”.

Comments

Popular posts from this blog

Memasukkan Gambar Pada Eclipse

Pengalaman KRS an yang pertama

Cara Skinning Bone Manual Dengan Blender