Sepotong hati yang baru
Tuhan dengan baik hati memberikan satu hati untuk ku miliki.
Tuhan berpesan “jagalah hati itu, kamu hanya punya satu”.
Aku selalu menjaganya,
tidak pernah lupa sekalipun untuk membuatnya bahagia.
Lalu kita dipertemukan, saat itu hatimu tengah terluka dan aku
berusaha menyembuhkannya.
Aku memberikan sebagian hati ku itu padamu.
Dengan keyakinan kamu adalah orang yang baik tidak mungkin
kamu membawa sebagian hatiku pergi.
Aku merawat hatimu hingga kamu sembuh seperti sedia kala.
Suatu ketika kamu pergi.
Kamu pergi pergi membawa setengah hati yang ku titipkan
bersamamu.
Aku kebingungan setengah hatiku hilang.
Bagaimana caraku mengobati hati yang hanya tinggal separuh
ini.
Tiba tiba duniaku terasa buram. Pandanganku berwarma
monokrom.
Tuhan berkata padaku lagi “Carilah hati yang baru”
Akupun mulai mencari hati yang baru.
Tapi di mana aku harus
mencari.
Setiap orang hanya punya satu hati.
Apa ada orang yang mau membagia hatinya denganku.
Bersusah payah aku mencari hingga ada seseorang yang sudi
membagikan hatinya padaku.
Mungkin benar aku tidak bersama dengan seseorang yang amat
aku cintai, aku ingini.
Tapi setidaknya ia bisa memberikanku sepotong hati yang
baru.
Cinta bukan sekedar soal menerima apa adanya.
Cinta adalah harga diri. Cinta adalah rasionalitas yang
sempurna.
Jika kamu memahami cinta adalah perasaan yang irasional,
sesuatu yang tidak masuk akal, tidak butuh penjelasan maka cepat atau lambat,
luka itu akan kembali menganga.
Comments
Post a Comment