Apakah aku ada dalam rencanamu?
Percayakah kamu bahwa setiap peristiwa yang kamu alami selalu ada yang
namanya takdir. Takdir yang datang dengan membawa segudang rencana. Seperti kita
yang tidak pernah berencana untuk mengenal, tapi takdir membuat kita untuk
saling mengingat.
Berawal dari satu ketidaksenangajaan dan bersambung dengan ketidaksengajaan
lainnya. Kemudian, dari ketidaksengajaan bersambung menjadi kesengajaan. Dari kesengajaan
bersambung menjadi ketergantungan. Dan begitulah kita berlanjut menjadi dua
bagian yang saling mengaitkan.
Kemudian rasa bosan datang. Entah itu rasa bosan atau kelelahan dengan
segala rutinitas yang kita lakukan. Kita saling menjauh dan kemudian rasa yang
dulu manis kini berubah menjadi hambar. Mungkin aku terlalau melebih-lebihkan
tapi itulah adanya.
Apa aku yang terlalu berhap banyak atau aku terlalumenuntutmu? Jika
iya, aku katakan, maaf sayang mungkin aku terkena penyakit sayang yang teramat.
Merasa ingin memiliki, hingga lupa logika bahwa rasa sayang tak semestinya
memaksa.
Seperti berjalan dalam sebuah labirin seribu pintu. Membuka pintu demi
pintu, mencari arah apa yang kamu pikirkan. Maaf sayang, terkadang aku terlalu
rumit memikirkannya. Tapi bukankah itu wajar, manusia mencari tahu atas ketidak
tahuannya. Karena pada dasarkanya manusia tak suka ketidak pastian. Katakanlah sayang,
apa yang kamu rasakan jangan biarkan aku menjadi pemain judi, demi mencari
kartu AS mu.
Lambat sang waktu berganti. Kamu menghilang tanpa permisi. Kamu tiba-tiba
absen dari semestaku. Meninggalkan berjuta pertanyaan dalam otakku. Aku lelah, bila
namamu tiba-tiba muncul tak kenal malu. Layaknya kaset yang di putar ulang,
namamu menjadi pemicu ingartan tentang kenanagan aku dan kamu.
Kamu yang selalu ada dalam rencanaku namun aku tak tau apa aku ada
dalam rencananmu. Biarkan aku tau dan memastikan. Karena aku lelah untuk terus
berjudi. Lelah membahayangkan apa yang ada dipikiranmu. Lelah dengan segala
kemungkinan yang kususun dalam loker loker otakku.
Sekarang, boleh aku bertanya apakah aku ada dalam rencanamu?
Comments
Post a Comment