Mencari Hulu Sebuah Tangisan
Malam ini tiba-tiba ingin menangis begitu saja, tanpa sebab musabab yang jelas. Dan benar tak butuh beberapa lama air asin itu mulai keluar dengan sendirinya dari ujung mata. “Tak pernah aku bermaksud mengusik mu mengganggu setiap ketentraman hidupmu hanya tak mudah bagiku lupakanmu dan pergi menjauh ...” potongan lagu bernafas tanpamu dari lyla menjadi backsound yang melankoli.
Beberapa kali
saya mengalami hal tersebut, dan seringkali saya sendiri tak tau apa penyebabnya.
Tiba-tiba ada gumpalan emosi dan ingin mengangis begitu saja. Jika di ibaratkan
seperti hujan yang tiba-tiba muncul padahal matahari masih bergantung dilangit
sana. Kalau dalam bahasa orang jawa namanya udan
wewe. Saya sendiri tak tau maksudnya apa tapi seperti itulah orang desa menyebut hujan yang turun bersamaan
dengan terik matahari.
Seperti
pribahasa tiada asap tanpa api maka sama halnya tiada tangis tanpa sebab. Dan butuh
beberapa saat untuk memikirkan hulu dari tangisan ini. Beberapa alasan tangisan
mulai tersusun, kemudian mereka saling berhubungan dan tercetuslah beberapa
alasan seperti ini :
Pertama home
sick, saya rasa saya tak mengalami kangen rumah yang berlebihan. Alasannya kemarin
ibu sudah menelpon saya dan mengatakan kangen pada saya. Obat yang lebih dari
cukup untuk saya, karena biasanya saya
yang selalu menelpon orang rumah untuk menanyakan kabar.
Kedua tekanan
pekerjaan, untuk alasan itu sepertinya juga bukan. Saya baru dua minggu bekerja
di salah satu studio animasi di kota solo. Kota yang cukup panas dengan segala
makanan manisnya. Untuk lidah jawa timur seperti saya sajian makanan di solo
sangatlah manis. Dari jajanan hingga kuah santan semua maaaniiiis.
Ketiga rindu
pasangan, ah untuk yang ini di skip.
Keempat
kehabisan uang, sepertinya uang di tabungan saya masih cukup menyambung hidup
hingga tanggal gajian.
Kelima, saya
tidak tau lagi alasan apa yang bisa dikambing hitamkan.
Entahlah setelah
di pikir beberapa lama masih juga belum saya temukan alasannya. dan makin
dipikir makin memusingkan, akhirnya saya putuskan untuk menuliskannya saja.
3 Juni 2018
Di kamar
kosan dengan mata sembab.
Gambar diambil dari https://pixabay.com/en/face-eyes-caricature-comic-cry-8687/
Comments
Post a Comment