UMBUL PONGGOK


Perjalanan kali ini saya berkunjung ke salah satu pemandian wisata alam di daerah Klaten Jawa Tengah. Kalau di malang pemandian seperti ini lebih di kenal dengan nama sumber, misalnya sumber pitu atau sumber maron. Nah  kalau daerah Jawa Tengah di sebut umbul. 

Saya tidak sendirian kali ini, bersama dengan teman-teman sekantor manimonki studio. Kami bersama-sama berangkat dari daerah fajar indah ke wisata ini, dan tak kurang dari satu jam kami telah tiba di tempat tujuan.

Jika ingin masuk kamu tak perlu merogoh kocek dalam-dalam. Cukup dengan 15 ribu kamu sudah bisa berenang sepuasnya. Itu untuk hari biasa, untuk weekend saya lupa berapa tepat harganya. Yang jelas lebih mahal dari hari biasa. Maaf saya mempunyai ingatan yang lemah apalagi soal angka.

Ketinggian kolam yang tak kurang dari 1.5 meter mewajibkan saya untuk menyewa pelampung. Saya tidak bisa berenang kawan. Jadi untuk kalian yang tidak bisa berenang tak usah khawatir disini mnyediakan pelampung dan alat alat selam yang cukup murah rupanya. Pelampung hanya seharga 7 ribu saja sedangkan seperangkat kaca mata renang cukup membayar 13 ribu dan kaki katak 7 ribu. Wah saya jadi mengulas biaya perjalanan sepertinya. Maaf maaf hanya sekedar pemberitahuan saja.

Saya mencoba semua permainan disini. Yah mumpung ada disini pikir saya belum tentu lain waktu saya diberi kesempatan tuhan, mumpung ada kesempatan di coba semua saja. Dari lompat-lompat di trampolin, masuk keluar trowonga, locat dari tangga balon sampai kelelep gara-gara melepas pelampung demi sebuah foto, untungnya waktu itu tidak kelelep benaran. Saya begitu takut tuhan, saya tidak ingin mengulangi lagi. Tapi tak sia-sia lah. saya mendapatkan gambar yang ciamik seperti ini hahahaha. Ukuran ciamik saya standart kawan, maklum bukan tukang foto profesional.


Tapi jangan khawatir buat kalian yang memang berminat untuk berswafoto dalam air, disini juga bisa asal ada duit saja. Maklumlah saya tak punya uang untuk melakukan swafoto. Jadi saya memilih mengabadikan dengan gambar yang lain saja. Lagi pula saya tak terlalu suka berswafoto.

Tak terasa matahari sudah setinggi kepala. Tangan saya juga sudah mulai berkeriput karena kedinginan. Perutpun sudah mulai berbunyi tanda minta diisi. Ah rasanya bergitu cepat jam berlalu, esok saya harus kembali lagi ke rutinitas kantor seperti biasa. Death line yang memburu, revisi yang seambrek dan reteten ritme lain yang .... tapi mengasikkanlah.  

Sebagai pentup kami melahap sajian ikan bakar dari rumah makan pancingan 100. Entah mengapa namanya pancingan 100. Rasanya ikannya cukup enak, sayang saya tak terlalu suka dengan sambelnya. Mungkin karena saya asli jawa timur jadi kurang pas saja di lidah. 



Comments

Popular posts from this blog

Memasukkan Gambar Pada Eclipse

Pengalaman KRS an yang pertama

Cara Skinning Bone Manual Dengan Blender