Perjalanan Kota Pahlawan
Berangkat pukul 6.30 jam yang menurutku sudah sangat pagi. ya lumayan untuk anak pemalas seperti aku. Geliat tubuh kami dikasur, terasa pagi ini terlalu dingin untuk menyentuh beningnya air dalam bak penampungan itu. Tapi ternyata waktu tak bersahabat dengan kami kala itu, pasalnya jam telah menunjukkan pukul. 6.00. waktu yang menuntut kami untuk beranjak pergi meninggalkan gubuk sederhana ini.
Ya bagaimana tidak jam 6.30 kereta yang mengangkut kami lepas landas, itulah yang tertulis dalam tiket berlogo PTKAI itu. 3 jam kurang lebih kami duduk di kereta panataran tujuan malang surabaya. Penat rasanya duduk tanpa ada sesuatu yang dapat kami perbuat kecuali tidur dengan berbagai keinginan di benak kami masing-masing.
Akhirnya kami menginjakka kami di kota yang katanya berjulukan kota pahlawan. Untuk pertama kalinya juga aku berdiri diantara gerbong-gerbong kereta yang mati. kami melanjutkan perjalanan bersama hujan yang agaknya menemani kami sedari tadi. Kami menumpang angkutan kota berlabel D dengan kekhasan warna hijau.
Melanjutkan perjalanan ke tempat tujuan kami. Kamipun turun di sebuah pasar tradisional yang cukup kumuh menurutku. Apalagi didukung hujan yang masih mengguyur kami sedari tadi. Tambahlah becek dan hitam jalan yang kami lalui. Kami berhenti pada sebuah ruko yang cukup sederhana menurutku. Namun pemikiran ku itu salah. Dalam ruku itu banya sekali terdapat motif-motif jilbab yang mungkin pemiliknyapun tak tau jumlah pastinya.
Satu jam mungkin telah kami habiskan waktu untuk memilih krudung dalam satu toko. Sialnya kami menghabiskan lebih dari separuh uang saku kami. kamipun keluar dari toko itu lantaran uang kami menipis dan ketakutan terjerumus dalam lubang penipuan. Kami mencari masjid terdekat untuk melaksanakan kewajiban kami sebagai muslim sembari menunggu Hamidah. ya hamidah itulah nama mama seorang teman kami citra. Citra meminta mamanya untuk menemani kami berbelanja di pasar. Sembari melepas rasa rindu pada ibunda tercinta citra meminta menunjukkan beberapa tempat yang bagus untuk memilih baju.
Kami pun tiba di sebuah masjid untuk melepas lelah sembari menunaikan kwajiban kami masing-maisng. Tiba-tiba teman citra mendapatkan sebuah panggilan dari mamahnya. Hamidah menelpon kalau dia sudah sampai di pasar pabean. Kamipun bergegas menuju pasar untuk menemui hamidah. Setelah beberapa menit kami berputar-putar mencari. kamipun bertemu dengan sesosok wanita cantik dengan seorang perempuan lagi menemaninya.
Kami kembali lagi blusukan ke dalam pasar mencari krudung-krudung bermotif indah
Kami pun tiba di sebuah masjid untuk melepas lelah sembari menunaikan kwajiban kami masing-maisng. Tiba-tiba teman citra mendapatkan sebuah panggilan dari mamahnya. Hamidah menelpon kalau dia sudah sampai di pasar pabean. Kamipun bergegas menuju pasar untuk menemui hamidah. Setelah beberapa menit kami berputar-putar mencari. kamipun bertemu dengan sesosok wanita cantik dengan seorang perempuan lagi menemaninya.
Kami kembali lagi blusukan ke dalam pasar mencari krudung-krudung bermotif indah
Comments
Post a Comment