Praktikum
LAPORAN PRAKTIKUM
KOROSI
Pembimbing :
Ibu Devi
Disusun Oleh :
1.
Aniek Nurul K (10)
2.
Laily Rahmawati (11)
3.
Mukti Finingsih (12)
4.
Nadia Nerisa (13)
5.
Nurry Royan (14)
6.
Nurul Rozikin (15)
7.
Richas Ramadhani (16)
8.
Faisal Hardiansyah (17)
9.
Maulida Dwi N (18)
SMA NEGERI 3 BOJONEGORO
Jl. Monginsidi No 9 Bojonegoro
2012
I. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Dalam bahasa sehari-hari korosi dikenal dengan perkaratan yakni
sesuatu yang hampir dianggap sebagai musuh umum masyarakat. Karat adalah
sebutan bagi korosi pada besi, padahal korosi merupakan gejala destruktif yang
mempengaruhi hampir semua logam. Besi adalah salah satu dari banyak jenis logam
yang mengalami korosi, tidak perrlu diingkari bahwa logam itu paling awal
menimbulkan korosi serius. Karena itu tidak mengherankan bila istilah korosi
dan karat hampir dianggap sama. Korosi dikenal merugikan karena bersifat
merusak logam dan membahayakan. Oleh karena itu, dengan pentingnya mempelajari
pencegahan korosi percobaan kali ini difokuskan oleh masalah tersebut dan akan dipaparkan
logam-logam apa sajakah yang dapat menghambat terjadinya korosi..
1.2. Tujuan Praktikum
Praktikum
ini bertujuan untuk :
1.
Untuk mengetahui paku pada aqua gelas manakah yang lebih
dulu menjadi berkarat.
2.
Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan besi berkarat.
3.
Cara
pencegahan korosi pada besi.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Besi dan Korosi
1. Besi
Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang
banyak digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari dari yang bermanfaat
sampai dengan yang merusakkan. Dalam tabel periodik, besi mempunyai simbol Fe
dan nomor atom 26. Besi juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Besi adalah
logam yang paling banyak dan paling beragam penggunaannya. Hal itu karena
beberapa hal, diantaranya:
- Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar, Pengolahannya
relatif mudah dan murah, dan
• Besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah dimodifikasi.
• Besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah dimodifikasi.
Salah satu kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi. Korosi
menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi umur pakai berbagai barang atau
bangunan yang menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah
dengan mengubah besi menjadi baja tahan karat (stainless steel), akan tetapi
proses ini terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi.
Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Berbagai jenis logam
contohnya Zink dan Magnesium dapat melindungi besi dari korosi. (id.wikipedia.com)
2. Korosi
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam
dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang
tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh
korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi.
2.2 Penyebab korosi dan Pengendalian korosi
1.
Penyebab korosi
Faktor yang
berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang berasal
dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi
kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumit yang ada
dalam bahan, teknik pencampuran bahan dan sebagainya.
Faktor dari lingkungan
meliputi tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban, keberadaan zat-zat kimia
yang bersifat korosif dan sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang dapat
menyebabkan korosi) terdiri atas asam, basa serta garam, baik dalam bentuk senyawa
an-organik maupun organik.
Penguapan dan pelepasan
bahan-bahan korosif ke udara dapat mempercepat proses korosi. Udara dalam
ruangan yang terlalu asam atau basa dapat memeprcepat proses korosi peralatan
elektronik yang ada dalam ruangan tersebut. Flour, hidrogen fluorida beserta
persenyawaan-persenyawaannya dikenal sebagai bahan korosif. Dalam industri,
bahan ini umumnya dipakai untuk sintesa bahan-bahan organik. Ammoniak (NH3)
merupakan bahan kimia yang cukup banyak digunakan dalam kegiatan industri. Pada
suhu dan tekanan normal, bahan ini berada dalam bentuk gas dan sangat mudah
terlepas ke udara.
2.
Pengendalian korosi
Korosi menimbulkan banyak kerugian karena
mengurangi umur berbagai barang atau bangunan yang menggunakan besi atau baja.
Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan mengubah besi menjadi baja tahan karat
(stainless steel). Akan tetapi, proses ini terlalu mahal untuk kebanyakan
penggunaan besi.
Korosi besi memerlukan oksigen dan air.
Kemudian, kita ketahui bahwa berbagai jenis logam dapat melindungi besi
terhadap korosi. Cara-cara pencegahan korosi besi yang akan dibahas berikut ini
didasarkan pada dua sifat tersebut.
1.
Mengecat. Jembatan,
pagar dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak besi dengan udara
dan air.
2.
Melumuri dengan oli
atau gemuk. Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin. Oli dan
gemuk mencegah kontak besi dengan air
3.
Dibalut dengan
plastik. Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang sepeda
dibalut dengan plastik. Plastik mencegah kontak besi dengan udara dan air.
4.
Tin plating (pelapisan
dengan timah). Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang dilapisi dengan
timah. Pelapisan dilakukan secara elektrolisis, yang disebut electroplating.
Timah tergolong logam yang tahan karat. Besi yang dilapisi timah tidak
mengalami korosi karena tidak ada kontak dengan oksigen (udara) dan air. Akan
tetapi, lapisan timah ada yang rusak, misalnya tergores, maka timah justru
mendorong/mempercepat korosi besi. Hal itu terjadi karena potensial reduksi
besi lebih negatif daripada timah. Oleh karena itu, besi yang dilapisi dengan
timah akan membentuk suatu sel elekrokimia dengan besi sebagai anode. Dengan
demikian, timah mendorong korosi besi. Akan tetapi, hal itu justru yang
diharapkan, sehingga kaleng-kaleng bekas cepat hancur.
5.
Galvanisasi (pelapisan
dengan zink). Pipa besi, tiang telpon, badan mobil, dan berbagai barang lain
dilapisi dengan zink. Berbeda dengan timah, zink dapat melindungi besi dari
korosi sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal itu terjadi karena suatu mekanisme
yang disebut dengan perlindungan katode. Oleh karena potensial reduksi besi
lebih positif daripada zink, maka besi yang kontak dengan zink akan membentuk
sel elekrokimia dengan besi sebagai katode. Dengan demikian, besi terlindungi
dan zink yang mengalami oksidasi.
6.
Cromium plating (pelapisan dengan kromium).
Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan kromium untuk memberi lapisan
pelindung yang mengkilap, misalnya untuk bumper mobil. Cromium plating juga
dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti zink, kromium dapat memberi
perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada yang rusak
7.
Sacrificial protection
(pengorbanan anode). Magnesium adalah
logam yang jauh lebih aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada besi. Jika
logam magnesium dikontakkan dengan besi, maka magnesium itu akan berkarat tetapi
besi tidak. Cara ini digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam
tanah atau badan kapal laut. Secara periodik, batang magnesium harus diganti.
(taneyoroshi.blogspot.com)
(taneyoroshi.blogspot.com)
III. PROSEDUR
PRAKTIKUM
3.1. Alat dan Bahan
Alat
1.
Paku 9 buah dengan
ukuran yang sama
2.
Gelas aqua /
sejenisnya
Bahan
1.
Silikatgel (pengering
udara)
2.
Larutan garam
3.
Air
4.
Air di tutup
5.
Minyak goring
6.
Udara
7.
Minyak tanah
8.
Udara di tutup
9.
Air mendidih ditutup
3.2 Langkah Kerja
1.
Memasukkan paku pada 9
bahan yang telah di sebutkan di atas
2.
Mengamati perubahan
yang terjadi pada paku paku tersebut setiap hari selama 1 minggu
3.
Mencatat hasil
penelitian pada tabel hasil penelitian
IV. HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Dari
pengamatan yang kami lakukan kami memperoleh hasil sbb.
Identitas Aqua
gelas
|
Perubahan yang
terjadi
|
1.
Silikat gel
Oleh Aniek Nurul K (10)
|
Hari ke-1: Belum terjadi perubahan
Hari ke-2: Belum mengalami perubahan
Hari ke-3: Mulai mengalami korosi bercak karat mulai
tampai pada paku
Hari ke-4: Sedikit mengalami korosi
Hari ke-5: Mengalami korosi
Hari ke-6: Korosi bertambah banyak tetapi tidak
penuh
|
2.
Larutan garam
Oleh Laily R (11)
|
Hari ke-1:
Belum ada perubahan
Hari ke-2:
Mulai mengalami perubahan
Hari ke-3:
Terjadi perubahan, timbul gelembung-gelembung
di sekitar paku dan paku berubah menjadi hitam, air tetap berwarna putih.
Hari ke-4:
Terjadi perubahan, timbul
gelembung-gelembung di sekitar paku dan paku berubah menjadi hitam, air tetap
berwarna putih
Hari ke-5:
Gelembung-gelembung bertambah banyak di
sekitar paku dan paku berubah menjadi hitam, air tetap berwarna putih.
Hari ke-6:
Gelembung-gelembung bertambah banyak di
sekitar paku dan paku berubah menjadi hitam, air tetap berwarna putih.
|
3.
Air
Oleh Mukti f (12)
|
Hari ke-1:
Belum ada Perubahan
Hari ke-2:
Terjadi perubahan, mulai timbul korosi
pada paku
dibagian bawah.
Hari ke-3:
Terjadi perubahan, mulai timbul korosi
pada paku
Dibagian terkena air.
Hari ke-4:
Terjadi perubahan, mulai timbul korosi
pada paku
Dibagian terkena air dan
warna air menjadi kuning.
Hari ke-5:
Mengalami korosi, Dibagian terkena air dan warna air menjadi
kuning.
Hari ke-6:
Korosi bertambah banyak
|
4.
Air yang ditutup
Oleh Nadia Nerisa (13)
|
Hari ke-1:
Belum ada perubahan
Hari ke-2:
Belum ada perubahan
Hari ke-3:
Terjadi perubahan sedikit korosi
Hari ke-4:
Mengalami korosi di semua bagian paku dan
warna air pada paku menguning.
Hari ke-5:
Air menjadi menguning karena paku
berkorosi lebih banyak.
Hari ke-6:
Korosi bertambah banyak di seluruh bagian
paku
|
5.
Minyak goreng
Oleh Nurry R (14)
|
Hari ke-1: Belum terjadi perubahan
Hari ke-2: Belum mengalami perubahan
Hari ke-3: Mulai mengalami korosi
Hari ke-4: Sedikit mengalami korosi minyak mulai
mengendap
Hari ke-5: Mengalami korosi minyak lebih banyak
mengendap
Hari ke-6: Korosi bertambah minyak banyak
mengendap tanpa di sertai gelembung
|
6.
Udara
Oleh Nurul Rozikin (15)
|
Hari ke-1: Belum terjadi perubahan
Hari ke-2: Belum mengalami perubahan
Hari ke-3: Mulai mengalami korosi
Hari ke-4: Sedikit mengalami korosi
Hari ke-5: Mengalami korosi
Hari ke-6: Korosi bertambah
|
7.
Minyak tanah
Oleh Ricas Ramadani (16)
|
Hari ke-1: Belum ada perubahan
Hari ke-2: Belum ada perubahan
Hari ke-3: Belum ada perubahan
Hari ke-4: Belum ada perubahan
Hari ke-5: Belum ada perubahan
Hari ke-6: Mulai terjadi
perubahan tetapi sedikit
|
8.
Udara di tutup
Oleh Faisal H (17)
|
Hari ke-1: Belum ada perubahan
Hari ke-2: Belum ada perubahan
Hari ke-3: Tidak terjadi korosi
Hari ke-4: Tidak terjadi korosi
Hari ke-5: Tidak terjadi korosi
Hari ke-6: Tidak terjadi korosi
|
9.
Air mendidih di
tutup
Oleh Maulida Dwi N (18)
|
Hari ke-1: Belum terjadi perubahan
Hari ke-2: Belum mengalami perubahan
Hari ke-3: Mulai mengalami korosi
Hari ke-4: Sedikit mengalami korosi
Hari ke-5: Mengalami korosi
Hari ke-6: Korosi bertambah
|
VI.
PEMBAHASAN
Dari
hasil pengamatan selama 6 hari kami mendapati bahwa pada medium (1) Silikat gel terjadi korosi , medium (2)
Larutan garam terjadi korosi, menium (3) Air juga mengalami koris medium (4)
air di tutup mengalami korosi , medium (5) minyak goreng mengalami korosi,
medium (6) medium udara mengalami korosi tetapi sangat sedikit dan memutuhkan
waktu yang lama, medium (7) minyak tanah mengalami korosi namun membutuhkan
waktu yang agak lama, medium (8) udara di tutup belum ada tanda-tanda korosi,
medium (9) air mendidih di tutup
mengalami korosi.
Setelah di bandingkan
ternyata secara keseluruhan paku dalam keadaan terbuka lebih cepat berkorosi
dari pada paku dalam keadaan tertutup. Penyebabnya adalah paku yang diletakkan di
gelas terbuka teroksidasi oleh oksigen yang ada disekitarnya sedangkan paku
yang diletakkan di gelas tertutup terisolasi oleh udara atau oksigen.
Perbedaan juga terjadi antara paku di
air jernih dengan paku di air garam . Korosi yang terjadi pada paku yang
diletakkan di air jernih berwarna kuning dan air juga berubah menjadi kuning,
karena korosi tersebut terjadi oleh oksodasi oksigen. sedangkan korosi yang
terjadi pada paku yang diletakkan di garam
berwarna hitam,.
V.
KESIMPULAN
Dari hasil pratikkum tersebut kami dapat
menyimpulkan bahwa paku yang tidak mengalami korosi terjadi pada paku E(paku
tertutup tanpa air) hal ini bisa terjadi karena tidak ada kontak langsung
antara oksigen dan air serta plastik merupakan pencegahan agar tidak terjadi
korosi.
Kemudian dari praktek tersebut di benarkan bahwa salah satu faktor korosi adnya kontak antara udara dan air.Agar tidak terjadi korosi pada besi jangan sampai besi terkontaminasi dengan air atau larutan yang dapat menyebabkan oksidasi sehingga besi dapat berkarat. Jika kita menghindarkan besi dari air, maka besi tidak dapat bereaksi dengan oksigen yang dapat membuatnya berkarat
Kemudian dari praktek tersebut di benarkan bahwa salah satu faktor korosi adnya kontak antara udara dan air.Agar tidak terjadi korosi pada besi jangan sampai besi terkontaminasi dengan air atau larutan yang dapat menyebabkan oksidasi sehingga besi dapat berkarat. Jika kita menghindarkan besi dari air, maka besi tidak dapat bereaksi dengan oksigen yang dapat membuatnya berkarat
Comments
Post a Comment